Selasa, 18 Januari 2022

Januari 18, 2022


 

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA REMAJA DAN PRA NIKAH

1.       Pengetahuan Kesehatan Reproduksi

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa, baik secara jasmani maupun rohani.Tahapan ini sangat menentukan bagi pembentukan pribadi remaja. Dilihat dari siklus kehidupan, masa remaja merupakan masa yang paling sulit dilalui oleh individu. Masa ini dikatakan masa paling kritis bagi perkembangan pada tahap-tahap kehidupan selanjutnya. Pertumbuhan adalah tahap perubahan ukuran dan bentuk tubuh atau anggota tubuh. Sedangkan perkembangan adalah rangkaian perubahan dari satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya yang meliputi kecerdasan, emosi, sosial, moral dan etika.(28) Pada masa tumbuh kembang remaja akan mengalami satu hal yang sangat penting bagi kehidupannya yaitu adanya masa pubertas. Masa puber adalah dimana seseorang mengalami perubahan struktur tubuh dari anak-anak menjadi dewasa. Masa pubertas ditandai dengan kematangan organ-organ reproduksi, baik organ reproduksi primer (produksi sel sperma, sel telur) maupun sekunder (kumis, rambut kemaluan, payudara dan lain-lain). Awal masa puber berkisar antara 13-14 tahun bagi anak laki-laki dan untuk anak perempuan lebih cepat dari laki-laki yaitu sekitar umur 11-12 tahun. Pubertas biasanya berakhir pada umur 17-18 tahun. Dalam sebuah penelitian menjelaskan bahwa usia menarche di Indonesia rata-rata terjadi pada usia 11,93 pada remaja putri di perkotaan dan 13,08 untuk remaja putri di pedesaan. Batasan umur ini tidaklah mutlak mengingat kondisi tubuh seseorang itu berbeda-beda. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pubertas adalah gizi, lingkungan dan keluarga atau genetik.

Pada masa pubertas hormon yang mulai berperan akan menimbulkan perubahan fisik. Pada perempuan yang dominan adalah hormon estrogen dan pada laki-laki yang dominan adalah hormon testosteron. Hormon tersebut akan berpengaruh terhadap pertumbuhan sehingga pada remaja perempuan akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:

a. Terjadinya haid atau menstruasi

b. Mulai tumbuh payudara

c. Panggul melebar dan membesar

d. Tumbuh bulu-bulu halus disekitar ketiak dan vagina

e. Kulit dan rambut mulai berminyak

f. Keringat bertambah banyak

g. Tumbuh jerawat pada wajah

h. Lengan dan tungkai bertambah panjang

i. Tangan dan kaki bertambah besar

j. Tulang wajah mulai memanjang dan membesar sehingga tidak nampak seperti anak kecil lagi

k. Pantat berkembang lebih besar

l. Indung telur mulai membesar

m. Vagina mulai mengeluarkan cairan Sedangkan pada remaja laki-laki akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:

 

a. Terjadinya mimpi basah

b. Tumbuh bulu halus disekitar ketiak dan sekitar kemaluan laki-laki

c. Tumbuhnya jerawat

d. Tubuh bertambah berat dan tinggi

e. Keringat bertambah banyak

f. Kulit dan rambut mulai berminyak

g. Lengan dan tungkai bertambah panjang

h. Tangan dan kaki bertambah besar

i. Tulang wajah mulai memanjang dan membesar sehingga tidak nampak seperti anak kecil lagi

j. Pundak dan dada menjadi besar dan bidang

k. Tumbuh jakun

l. Suara berubah menjadi berat

m. Penis dan buah zakar membesar

 

Sejalan dengan perubahan fisik yang terjadi, juga merangsang perkembangan psikologis remaja. Remaja menjadi berpikir dan merasa dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan masa sebelumnya. Konsep diri dan cara remaja menghargai dirinya juga berubah. Intinya remaja akan mulai membangun identitas diri mereka. Gejolak pada masa remaja merupakan upaya mencapai keseimbangan yaitu mencapai kematangan atau kedewasaan.

 

2.       Persiapan Pubertas

a.       Terdapat lima perubahan khusus yang terjadi pada pubertas, yaitu, pertambahan tinggi badan yang cepat (pacu tumbuh), perkembangan seks sekunder, perkembangan organ-organ reproduksi, perubahan komposisi tubuh serta perubahan sistem sirkulasi dan sistem respirasi yang berhubungan dengan kekuatan dan stamina tubuh.

b.       Peranan keadaaan keluarga terhadap perkembangan sosial remaja tidak hanya terbatas kepada situasi sosial ekonominya atau keutuhan keluarga saja, melainkan cara dan sikap pergaulannyapun memegang peranan penting. Peranan keasaan keluarga terhadap perkembangan anak anak tidak hanya terbatas kepada situasi situasi sosial ekonomi atau kepada kebutuhan struktur dan interaksi saja.

c.       Orangtua dan guru tidak dapat mengawasi remaja dari dekat seperti yang dilakukan ketika masih anak anak. Oleh karena itu, sekarang remaja harus bertanggung jawab dalam pengendalian peilakunya sendiri bila dulu dipercaya bahwa ketakutan baik akan hukuman maupun akan penolakan social merupakan pencegahan yang baik untuk melakukan kesalahan, sekarang hal itu dimengerti sebagai sumber motivasi. Berdasarkan pengendalian dari luar yang hanya efektif bila ada perilaku yang nyata nyata salah dan hukuman bagi pelakunya.

d.       Tahap Prapubertas Tahap ini disebut juga tahap pematangan yaitu pada satu atau dua terakhir masa kanak-kanak. Pada masa ini anak dianggap sebagai ”prapuber”, sehingga ia tidak disebut seorang anak dan tidak pula seorang remaja. Pada tahap ini, ciri-ciri seks sekunder mulai tampak, namun organ-organ reproduksinya belum berkembang secara sempurna.

 

3.       HIV/AIDS, Kehamilan tidak direncanakan dan Perilaku seks berisiko

a.       HIV/AIDS

HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti selsel sistem kekebalan tubuh manusia dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Terjangkiti virus HIV (biasanya disebut sebagai positif HIV) tidaklah sama dengan mengidap AIDS. Banyak orang yang positif HIV tidak menderita sakit selama bertahuntahun. Infeksi virus inilah yang kemudian berakibat pada menurunnya sistem kekebalan. Seiring dengan berkembangnya HIV dalam tubuh, virus tersebut secara perlahan menggerogoti sistem kekebalan tubuh. Lamanya dapat bervariasi dari satu individu dengan individu yang lain. Dengan gaya hidup sehat, jarak waktu antara infeksi HIV dan menjadi sakit karena AIDS dapat berkisar antara 10-15 tahun, kadang-kadang bahkan lebih lama. Terapi antiretroviral dapat memperlambat perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah virus dalam tubuh yang terinfeksi.

 

b.       Kehamilan Tidak Diinginkan

1)      Pengertian KTD

Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD/ unintended pregnancy) didefinisikan sebagai kehamilan yang terjadi pada saat tidak menginginkan anak pada saat itu (mistimed pregnancy) dan kehamilan yang tidak diharapkan sama sekali (unwanted pregnancy).

2)      Alasan Kehamilan Tidak Diinginkan alasan yang dikemukakan mengapa kehamilan tidak diinginkan sebagai berikut;

a)       Penundaan dan peningkatan jarak usia perkawinan, dan semakin dininya usia menstruasi pertama (menarche). Usia menstruasi yang semakin dini kawin yang semakin tinggi menyebabkan “masa-masa rawan” semakin panjang. Hal ini terbukti dengan banyaknya kasus hamil diluar nikah.

b)      Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat mengakibatkan kehamilan.

c)       Kehamilan yang diakibatkan oleh pemerkosaan.

d)      Kondisi kesehatan ibu yang tidak mengizinkan kehamilan.

e)      Persoalan ekonomi (biaya untuk melahirkan dan membesarkan anak).

f)        Alasan karir atau masih sekolah (karena kehamilan dan konsekuensi lainnya yang dianggap dapat menghambat karir atau kegiatan belajar).

g)       Kehamilan karena incest (hubungan seksual antara yang masih sedarah).

h)      Kondisi janin yang dianggap cacat berat atau berjenis kelamin yang tidak diharapkan.

 

c.       Etiologi

Kehamilan tidak diinginkan bisa terjadi karena ada yang mendasari penyebabnya. Menurut Kusmiran (2011), terdapat faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan tidak diinginkan diantaranya adalah:

1)      Kegagalan Kontrasepsi Kegagalan kontrasepsi adalah kasus terjadinya kehamilan pada akseptor aktif yang pada saat tersebut menggunakan metode kontrasepsi. Kegagalan kontrasepsi itu sendiri atau karena ketidak patuhan dan ketidaksempurnaan akseptor dalam memakai kontrasepsi. Berikut merupakan alasan mengenai kegagalan kontrasepsi yang sering terjadi:

a)       Tidak mengikuti petunjuk penggunaan kontrasepsi secara benar. Jika menngunakan pil, konsumsi diwaktu yang sama setiap hari dan pastikan mengikuti petunjuk yang ada. Jika menggunakan kondom, pastikan menggunakan secara tepat dan kondom yang digunakan dalam kondisi yang baik sebelum digunakan. Jika menggunakan diafragma atau cervical cap, pastikan terpasang dengan baik. Sedangkan wanita yang menggunakan IUD sebaiknya mengikuti petunjuk petugas kesehatan.

b)      Penggunaan kontrasepsi yang tidak konsisten Kontrasepsi harus digunakan secara teratur dan sesuai dengan petunjuk untuk mencapai keefektivitasan yang maksimum. Jika menggunakan kontrasepsi oral dan lupa meminum pil meskipun hanya satu kali, risiko mengalami kehamilan akan meningkat. Metode penghalang kontrasepsi seperti kondom, cervical cap, dan diafragma harus digunakan secara teratur agar efektif. Wanita yang memakai KB alami harus menggunakannya secara tepat dan konsisten unrtuk mencegah kehamilan yang efektif. Satu tindakan yang tidak terlindungi dalam berhubungan seks dapat mengakibatkan terjadinya kehamilan

c)       Kondom bocor saat berhubungan seks Diperkirakan 2-5% kondom yang bocor atau saat digunakan. Hal ini lebih sering dikarenakan penyalahgunaan; selain itu robekan kecil dapat terjadi karena kuku maupun perhiasan. Kondom yang dipakai kadaluwarsa, salah penyimpanan, kerusakan selama atau setelah pembuatan secara besarbesaran oleh pabrik.

d)      Menggunakan antibiotik atau obat-obatan lain atau jamu bersamaan dengan pil kontrasepsi. Antibiotik yang ditemukan memiliki sifat yang berkebalikan dengan keefektivitasan Pil kombinasi kontrasepsi dengan cara kerja menurunkan konsentrasi steroid hormone plasma. Wanita yang menggunakan pil kombinasi kontrasepsi sebaiknya menggunakan metode alternatif kontrasepsi selama beberapa bulan mereka menggunakan antibiotik.

e)      Mempercayai bahwa pada periode ketidaksuburan tidak bisa hamil atau tidak merasa berisiko karena hanya melakukan hubungan seks satu kali tanpa menggunakan jenis kontrasepsi apapun.

 

4.       Kekurangan energi kronis dan anemia

Kekurangan energi kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi atau kurang gizi. Kurang gizi akut disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah cukup atau makanan yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode tertentu untuk mendapatkan tambahan kalori dan protein. Untuk mengetahui jika remaja mengalami kekurangan energy kronik maka dilakukan pengukuran lingkar lengan atas. Dimana pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimete dangan batas ambang 23,5 ccm (batas antara merah dan putih. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA artinya remaja putri mempunyai risiko KEK. Bila remaja puti menderita risiko KEK segera dirujuk ke puskesmas/saran kesehatan lain untuk mengetahui apakah remaja putri tersebut menderita KEK dengan mengukur IMT.

Dampak yang diakibatkan jika remaja mengalami KEK yaitu kondisi ryang bias berdampak sampai pada masa kehamilan dan kelahiran bayi. Remaja sebagai calon ibu hamil harus dipersiapkansampai pada masa prakonsepsi dan hamil. Dimana jika ibu hamil mengalami KEK akan mengalami keluhan merasa letih, keguguran pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan BBLR, perkembangan otak janin terhambat, hingga kemungkinan nantinya kecerdasan anak berkurang, bayi lahir sebelum waktunya (premature) hingga pada kematian bayi. 3. Jawaban: Penanganan pada remaja putri yang mengalami KEK yaitu dengan menganjurkan remaja untuk menkonsumsi gizi seimbang seperti makan yang mengandung Protein, zat besi (Fe), kalsium, suplemen vitamin dan pemberian asam folat dan pemberian yodiu, pada daerah dengan endemic kretinisme.

Makanan yang efektif meningkatkan kadar hemoglobin adalah dengan mengkonsumsi makanan tinggi protein seperti daging merah, telur, hati ayam, ikan, bisa juga dengan sumber protein nabati seperti tempe, telur, ataupun sayuran hijau.

Pemerintah Indonesia sejak tahun 1997 telah menjalankan program pencegahan dan penanggulana anemia gizi pada Wanita Usia Subur ( WUS) dengan mengintervensi WUS sejak usia remaja. Pemerintah menganjurkan pemberian TTD pada remaja putri yaitu 1 tablet/minggu dan 1 tablet/hari ketika menstruasi.

Penyerapan tablet tambah darah akan sangat efektif ketika diminum dengan campuran minuman yang mengandung vitamin C. Sehingga dapat disarankan untuk meminum tablet tambah darah ditambah perasaan air jeruk atau buah-buahan lain yang mengandung vitamin C. Namun jika tidak ada minuman yang mengandung vitamin C maka dianjurkan untuk meminum dengan air putih. TTD sebaiknya diminum pada malam hari menjelang tidur untuk mengurangi efek sampingnya.

Pada sebagian orang terjadi mual, muntah, nyeri daerah lambung, kadang-kadang diare bahkan sulit BAB.

Sebaiknya pada saat mengkonsumsi TTD tidak bersamaan dengan mengkonsumsi makanan dan obat seperti:

a. Susu, jumlah kalsium yang tinggi dalam susu dapat menurunkan penyerapan zat besi di mukosa usus.

b. Teh dan kopi, karena kandungan tanin dan kafein dapat mengingkat zat besi menjadi senyawa yang kompleks sehingga zat besi tidak dapat diserap.

c. Obat sakit maag berfungsi melapisi mukosa lambung hal ini dapat mengganggu penyerapan zat besi.

 

5.       Gangguan menstruasi

Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim yang terjadi selama haid. Rasa nyeri timbul bersamaan dengan permulaan haid dan berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari hingga mencapai puncak nyeri. Dismenore terbagi menjadi dismenore primer dan sekunder Dismenore primer merupakan nyeri haid yang tidak didasari kondisi patologis, sedangkan dismenore sekunder merupakan nyeri haid yang didasari dengan kondisi patologis seperti ditemukannya endometriosis atau kista ovarium. Onset awal dismenore primer biasanya terjadi dalam waktu 6 sampai 12 bulan setelah menarke dengan durasi nyeri umumnya 8 sampai 72 jam. Dismenore primer berkaitan dengan kontraksi otot uterus (miometrium) dan sekresi prostaglandin, sedangkan dismenore sekunder disebabkan adanya masalah patologis di rongga panggul.

Dismenore sering di klasifikasikan sebagai ringan, sedang, atau berat berdasarkan intensitas relatif nyeri. Nyeri tersebut dapat berdampak pada kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Intensitas nyeri menurut Multidimensional Scoring of Andersch and Milsom mengklasifikasikan nyeri dismenore sebagai berikut:

a. Dismenore ringan didefinisikan sebagai nyeri haid tanpa adanya pembatasan aktifitas, tidak diperlukan penggunaan analgetik dan tidak ada keluhan sistemik.

b. Dismenore sedang didefinisikan sebagai nyeri haid yang memengaruhi aktifitas sehari-hari, dengan kebutuhan analgetik untuk menghilangkan rasa sakit dan terdapat beberapa keluhan sistemik.

c. Dismenore berat didefinisikan sebagai nyeri haid dengan keterbatasan parah pada aktifitas seharihari, respon analgetik untuk menghilangkan rasa sakit minimal, dan adanya keluhan sistemik seperti muntah, pingsan dan lain sebagainya.

Berbagai faktor risiko dismenore primer telah diidentifikasi dalam berbagai literatur dengan hasil prevalensi yang sangat beragam. Faktor risiko ini berhubungan dengan meningkatnya tingkat kejadian dismenore primer. Faktor risiko tersebut antara lain:

a. menarke usia dini,

b. riwayat keluarga dengan keluhan dismenore,

c. Indeks Masa Tubuh yang tidak normal,

d. kebiasaan memakan makanan cepat saji,

e. durasi perdarahan saat haid,

f. terpapar asap rokok,

g. konsumsi kopi, dan

h. alexythimia

Menurut Tarwoto, dkk penyebab anemia yang umum pada masyarakat di Indonesia (termasuk remaja putri) adalah lebih banyaknya konsumsi makanan nabati yang kandungan besinya kurang, dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi. Selain itu remaja putri juga biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan makanannya. Remaja putri lebih beresiko menderita anemia daripada remaja pria oleh karena setiap bulannya mengalami siklus haid (menstruasi), dimana dalam sekali siklus haid akan kehilangan 1,3 mg zat besi per harinya, sehingga membuat kebutuhan zat besinya lebih banyak dari pada pria. Selain itu para remaja memiliki kesibukan yang relatif lebih tinggi baik dalam aktivitas belajar di sekolah maupun organisasi yang dapat mempengaruhi pola makan sehingga menjadi tidak teratur. Selain itu kebiasaan dalam mengonsumsi minuman yang dapat menghambat absorpsi zat besi sehingga nantinya akan mempengaruhi kadar hemoglobin seseorang. Dari studi juga menunjukkan, anak-anak dan remaja sangat rentan terhadap anemia defisiensi besi.

6.       Rokok, minuman keras, NAPZA dan akses pornografi

Ada banyak alasan mengapa anak-anak itu terlibat degan narkoba, karena penyalahgunaan narkoba terjadi akibat interaksi dari setidaknya tiga faktor: individu, lingkungan, dan ketersediaan narkoba. Beberapa orang memang mempunyai risiko lebih besar untuk menggunakan narkoba karena sifat dan latar belakangnya, yang disebut faktor risiko tinggi (high risk factor) dan factor kontributif (contributing factor). Keduannya dapat dibagi menjadi faktor individu dan faktor lingkungan.

Beberapa faktor risiko tinggi pada individu antara lain : sifat cenderung memberontak dan menolak otoritas: sifat tidak mau mengikuti aturan/norma/tata tertib yang berlaku, sifat positif terhadap penggunaan narkoba, tidak memiliki rumah tinggal. Kurang percaya diri kehamilan pada usia remaja, senang mencari sensasi, kurangnya kemampuan berkomunikasi, identitas diri kurnag berkembang, putus sekolah, depresi, cemas, kesepian, dan hiperkinetik,keinginan kuat untuk hidup bebas, serta keyakinan abhwa manggunakan narkoba adalah lambing keperkasaan dan hidup modern. Sementara itu beberapa factor lingkungan yang sangat mempengaruhi penyalahgunaan narkoba antara lain.komunikasi anak dan orang tua yang kurang efektif, hubungan orang tua yang kurang harmonis, ornag tua terlalu sibuk, orang tua terlalu otoriter atau sebaliknya terlalu permisif, kurangnya pengawasan orang tua, lingkungan keluarga masyarakat dengan norma yang longgar, orang tua atau saudara telah menyalahgunaan narkoba, berkawan dengan pengguna narkoba, tekanan atau ancaman oleh kawan atau pengedar, pengaruh pacar, disiplin sekolah yang rendah, kurangnya fasilitas sekolah untuk mengembangkan miant dan bakat, iklan minuman beralkohol dan rokok, lemahnya penegakkan hukum, serta mudahnya memperoleh narkoba di pasaran. Karena pengaruh narkoba yang menimbulkan rasa nikamt dan nyaman itulah maka narkoba disalahgunakan. Akan tetapi, penagruh itu sementara, sebab setelah itu timbul rasa tidak enak. Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk pengobatan, tetapi untuk karena ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebih yang secara kurnag teratur, dan berlangsung cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, mental, dan kehidupan sosialnya.

Sumber:

Hesty Widyasih, and Munica Rita Hernayanti, and Yuliasti Eka Purnamaningrum, (2018) 

MODUL PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA REMAJA DAN PRA NIKAH. [Teaching Resource]. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/5024/

Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.

0 komentar:

Posting Komentar